Minggu, 15 Agustus 2010

Alam ini dapat di persempit dan dapat djuga diperlapang

Alam ini dapat di persempit dan dapat djuga diperlapang . barang sesuatu di bawa baik dia akan mendjdi baik dan kalau di bawa buruk dia akan medjadi buruk tergantung kepada pikiran kita

Ada perkataan jang lebih panas dari pada bara

Ada perkataan jang lebih panas dari pada bara. Lebih tjam dari pada djarum,lebh sakit dari digigit.lebih pahit dari pada empedu lebih keras dari pada batu dan lebih bias daripada ular

Akibat dari perkataan itu

Akibat dari perkataan itu adalah dua :
a. Perkataan mentjari kawan,jaitu menjenangkan hati orang .
b. Perkataan metjari lawan,perkataan jang menjakiti dan membawa perbantahan

Amarah amarah dan kurang pikir

Amarah amarah dan kurang pikir ada sebagai djuru nasehat jang djahat . marah itu ialah anak kuntji dari serba serbi kedjahatan . amarah asal dari nafsu jang di kuasai iblis. Iblis berasal dari api,api jang ketjil jadi kawan,besar djadi lawan dapat membakar jang sulit di kendalikan,obatnya disiram dengan air. Nabi menyuruh mengambil wudhu.

Ada orang hidup jang sudah mati

Ada orang hidup jang sudah mati dan ada pula orang mati jang masih hidup

Apakah sudah anda pikirkankan

Apakah sudah anda pikirkankan jang anda kerdjakan. Tiap sesuatu yang kita kerjakan hendaklah apa jang sudah kita jakinkan betul. Segala jang di ala mini ada paedahja hanja satu jang tidak ada gunanya ialah “sesal kemudian”

Adjaran islam

Adjaran islam tidak mau tumbuh diatas jiwa jang di bungkus oleh kemusrikan dan kebendaan.

Apabila perkataan itu keluar dari hati

Apabila perkataan itu keluar dari hati maka iapun bila didengar masuk pula kehati ,sebaliknja bila ia keluar dari lidah dari lidah maka dia tidak akan melampaui telinga,kalau anda mendengar jangan anda tilik kepada orang yang berkata tiliklah kebenaranja

Apabila seorang hamba bermegah-megah

Apabila seorang hamba bermegah-megah dengan kelebihan nya ,maka bermegah pulalah anda dengan merupa menunjukkan diam.

Apa jang anda sebarkan anda

Apa jang anda sebarkan anda akan kutip hasilnja karena kesabaran menolong segala pekerdjaan . dalam kesusahan dan kesulitan itu tersembunyi nasehat2 kebidjakasanaan jang berharga

Akan menduduki kursi pergaulan

Akan menduduki kursi pergaulan ;
a. dengan ilmu pengetahuan ,
b. dengan tabiat dan budi pekerti jang baik,
c. kesehatan yang terjaga

Apabila manusia belum tertjemar budi pekertinya

Apabila manusia belum tertjemar budi pekertinya apa sadja dia pakai bagus ampaknya . pakaian jang indah akan turun nilainja kalau badan sipemakai kempis ,badan yang gagah akan hilang gensi nya kalau budi nya rendah dan tertjemar. Lebih baik miskin teapi mulia dari pada kaja tapi hina

Apabila kita meninggi

Apabila kita meninggi akan patah dan apabila kita merendah akan tinggi. Djikalau kita menghargai orang lain ,kesudahannya kembali ,kebaikannya kepada kita

Anda merasa lebih bahagia

Anda merasa lebih bahagia djika kiranja teman2 anda sesame hidup telah merasa tjinta kepada anda sebagaimana tjinta kepada dirinya sendiri

Akal tidak dengan nafsu

Akal tidak dengan nafsu tidak dapat bergerak tjepat;sebaliknja nafsu tidak dengan akal selalu tidak mendapat djalan jang benar . nafsu itu menadjamkan akal dalam mentjari akal ichtiar menjampaikan maksudnya.

Anda di anggap putus asa

Anda di anggap putus asa bahwa tidak selamanja tjita2 itu berhasil karena angin bertiup tidak menurut arah perahu berlayar

Apabila anda ketawa tentu dunia

Apabila anda ketawa tentu dunia akan turut ketawa dan apabila anda menagis sendirian sadja,hanja alam jang menertawakan

Apabila kita belum merasakan kesusahan

Apabila kita belum merasakan kesusahan,kita tidak mungkin akan dapat merasakan kemenangan

Adalah semudah-mudah pekerjaan di dunia

Adalah semudah-mudah pekerjaan di dunia ini ialah mentjela,sedang memperbaiki itu adalah paling sukar.

Adakah anda tahu bahwa

Adakah anda tahu bahwa hidup yang berguna ialah hidup yang ketika petang ada menyediakan suluh karena malam hari akan tiba.]

Selasa, 26 Januari 2010

Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional)



Harteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus diwarnai krisis pembangkit listrik dan memudarnya peran insinyur mesin dalam bidang industri permesinan nasional. Sungguh ironis, ribuan sarjana teknik mesin setiap tahunnya diwisuda. Namun, peralatan dan komponen teknik mesin baik skala kecil maupun besar yang berasal dari Cina justru membanjiri Indonesia. Kita hanya bisa mengelus dada melihat perkakas permesinan, pompa, kompresor, genset, alat ukur, hingga mesin-mesin produksi sebagian besar diimpor dari luar negeri. Sedangkan inovasi teknik mesin di tanah air baru sebatas kegiatan di bengkel-bengkel kecil.

Lantas, di manakah kiprah insinyur mesin Indonesia? Padahal, sekitar pertengahan tahun ’70, para insinyur Cina masih sibuk menata dirinya dari tekanan sistem politik di sana. Sedangkan pada saat itu para insinyur Indonesia sudah leluasa dengan strategi lompat katak dan memiliki wahana transformasi industri maju, seperti industri pesawat terbang, kapal laut, kereta api, persenjataan, alat berat, elektronika, produk baja hingga industri yang melibatkan teknologi nuklir. Namun, wahana transformasi yang menghabiskan dana puluhan triliun rupiah itu sekarang ini riwayatnya justru merana dan kurang bisa menjadi problem solving persoalan bangsa. Kondisinya justru tetap menjadi beban anggaran negara. Di lain pihak, para insinyur Cina ini sedang mengalami puncak kejayaan dan mampu menggapai keunggulan teknologi dunia. Buktinya, mereka mampu membangun bendungan dan PLTA terbesar di dunia yakni bendungan Tiga Jurang. Juga mampu membangun jalan tol dan jalur kereta api terpanjang sekaligus tertinggi di dunia. Para insinyur Cina juga unggul dalam memproduksi mesin pembangkit listrik tenaga air, uap, dan gas. Produksi turbin, kompresor, dan generator dari kapasitas kecil, menengah, dan besar yang menjadi bagian integral dari instalasi pembangkit listrik mulai tersebar luas di pelosok dunia.

Tahapan transformasi teknologi dan industri di Indonesia yang puncaknya ditandai oleh terbang perdana pesawat N-250 rakitan anak bangsa pada tanggal 10 Agustus 1995 dijadikan momentum Harteknas. Semangat Harteknas sekarang ini justru terkubur oleh persoalan terkini yang dihadapi bangsa Indonesia. Utamanya persoalan sumber daya energi dan kebutuhan bahan pangan. Setelah lebih dari tiga dasawarsa sejak program transformasi teknologi dan industri dicanangkan, segenap bangsa Indonesia harus mawas diri dan dengan lapang dada harus mengakui "kesalahan" strategi dan implementasinya. Termasuk berbagai penyimpangan dan modus korupsi yang terkait proses transformasi.

Strategi lompatan katak untuk menguasai teknologi kini berbuah kegetiran. Mestinya, para pemimpin bangsa ini menengok sejarah transformasi teknologi dari bangsa lain. Seperti halnya proses transformasi di negara-negara yang sekarang ini sudah terbukti maju dan makmur. Seharusnya, Indonesia pada dekade tahun delapan puluhan terlebih dahulu menguatkan industri dan infrastruktur yang berhubungan dengan aspek pembangkit listrik dan derivatifnya.

Kita bisa menyimak pengalaman transformasi teknologi dan industri di Eropa dan Amerika yang diawali penguatan infrastruktur energi dan pembangkit listrik dengan memfokuskan pembangunan jalur pipa gas bumi sepanjang ribuan kilometer beserta puluhan stasiun kompresor untuk pembangkit listrik. Di sana setiap stasiun bisa dibangun instalasi turbin gas yang mampu membangkitkan daya hingga 330.000 kw tanpa merusak lingkungan. Betapa signifikannya peran insinyur mesin di sana pada waktu itu dalam membangun pembangkit listrik dan jalur gas bumi sepanjang 5.000 km yang membentang dari laut utara dan Rusia hingga Swiss. Dengan jalur pipa itu, negara-negara di Eropa memiliki suplai energi yang cukup untuk pembangunan berkelanjutan.

Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat, dengan dibangunnya jalur gas bumi Transcanada-Pipeline lebih dari 6.000 km beserta 37 stasiun kompresor. Perlu digarisbawahi bahwa proses kerja pengaliran gas bumi di sana sangat sulit karena dihadang oleh kondisi alam yang sangat ganas dan cuaca yang ekstrem. Di lain pihak, gas bumi milik bangsa Indonesia yang juga melimpah pada saat ini justru dijual mentah-mentah ke negara tetangga dengan harga yang sangat murah. Banyak industri dalam negeri yang setengah mati karena kurangnya pasokan gas. Serta kiprah insinyur mesin yang terus terdegradasi karena sumber daya alam bangsa ini diekspor mentah-mentah sehingga sangat kecil nilai tambah industrinya.

Mestinya kapasitas industri nasional kita diarahkan untuk memproduksi berbagai jenis turbin, kompresor, generator, pompa, dan berbagai perkakas permesinan. Begitu pula para insinyur mesin mestinya digenjot kompetensinya sehingga unggul dalam hal desain dan produksi. Namun, pada saat itu, B.J. Habibie sebagai "panglima" teknolog tidak tertarik dengan pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga gas, air, apalagi uap karena dinilai effort dan pengembangan teknologi semacam itu sudah senja.

Sekadar catatan bahwa teknologi Turbin Kaplan yang merupakan turbin baling-baling yang memiliki kecepatan lebih tinggi dari jenis turbin lainnya telah dikembangkan Prof. Kaplan sekitar tahun 1920. Teknologi PLTU berbahan bakar batu bara sama sekali tidak "dilirik" B.J. Habibie. Ketika dunia sedang getol-getolnya meningkatkan performansi teknologi turbin Francis, di tanah air, Menristek B.J. Habibie lebih suka mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan tenaga surya. Padahal, teknologi turbin Francis, yang pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh warga negara AS bernama Francis dan Howk pada 1950 itu sekarang ini merupakan jenis turbin pembangkit listrik yang paling banyak diterapkan dan dikembangkan. Dalam situasi krisis energi dunia, turbin itu telah menjadi "juru selamat" warga dunia. Masih segar dalam pikiran kita, langkah progresif B.J. Habibie dalam merencanakan dan menyiapkan infrastruktur PLTN. Sayangnya, hingga kini ambisinya itu belum terwujud karena terganjal berbagai rintangan teknis dan sosial.

Ternyata, mahkamah sejarah berkata lain, krisis listrik dan kenaikan harga minyak dunia yang sangat eskalatif memaksa bangsa Indonesia menoleh kembali kepada sumber daya "primitif" yakni batu bara, air, dan panas bumi untuk pembangkit listrik. Hal itu diwujudkan oleh pemerintahan saat ini dengan membangun megaprojek 10.000 mw tahap pertama yang terdiri atas 10 PLTU skala menengah dan besar serta 25 PLTU skala kecil yang semuanya berbahan bakar batu bara. Sedangkan untuk tahap kedua dengan besaran daya yang sama (10.000 mw) terdiri atas PLTP (panas bumi) dan PLTA.

Sayang seribu sayang, megaprojek kelistrikan tahap pertama dan kedua yang membutuhkan dana yang luar biasa besarnya itu ternyata kandungan lokalnya (local content) sangat kecil. Sebagian besar harus diimpor dari Cina. Begitu pula proses rancang bangun dan fabrikasi untuk instalasi pembangkit listrik di atas semuanya dilakukan para insinyur dan teknisi dari Cina. Akibatnya, para insinyur mesin Indonesia gigit jari dan kehilangan kesempatan emas. Ironisnya, para insinyur kader tinggal landas dari B.J. Habibie yang dahulu disekolahkan ke luar negeri dalam bidang rekayasa pesawat terbang, sekarang ini justru menjadi penambang atau pedagang batu bara mentah yang diekspor ke luar negeri. Termasuk Ilham Habibie (putra sulung B.J. Habibie) dan rekan-rekannya yang dahulu pernah merancang bangun pesawat jet N-2130 yang gagal diwujudkan. Sekarang ini Ilham dan rekan-rekannya sedang getol-getolnya bisnis pengerukan batu bara. Sebuah produk alam dan bidang profesi yang dahulu sama sekali tidak pernah dilirik oleh sang ayah. Apakah dunia ini sudah benar-benar terbalik? Jawabnya ada di rumput kering yang sedang meradang. ***

Telah diterbitkan koran Pikiran Rakyat
Penulis, pengkaji transformasi teknologi dan infrastruktur.

Harian Kompas, Sabtu, 18 April 2009 | 04:40 WIB

Harian Kompas, Sabtu, 18 April 2009 | 04:40 WIB
Jakarta, Kompas - Produksi minyak Indonesia akan mendapat tambahan yang cukup besar dari Blok Ambalat. Blok itu diperkirakan bisa memproduksi minyak 30.000-40.000 barrel per hari mulai tahun 2010.Dirjen Migas Evita Legowo, Jumat (17/4) di Jakarta, mengatakan, potensi produksi tersebut diperoleh dari estimasi di lima sumur yang ada di Lapangan Aster, Blok Ambalat.
Ia mengatakan, estimasi itu masih harus dipastikan lagi dalam pengeboran lanjutan yang akan dilakukan dalam tiga bulan. ENI sebagai operator blok akan melakukan tes produksi bersama untuk memastikan cadangannya. Blok ini ditargetkan bisa berproduksi tahun 2010.

Blok Ambalat berlokasi di lepas pantai Kalimantan bagian utara, dekat dengan Pulau Sipadan dan Ligitan. Ambalat termasuk dalam wilayah yang menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia.

Dengan klaim bahwa Ambalat adalah wilayah mereka, Pemerintah Malaysia memberikan pengelolaan Blok East Ambalat kepada Shell tahun 2004. Padahal, Indonesia telah lebih dulu memberikan pengelolaan Blok Ambalat kepada ENI di tahun 1999.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Malaysia sempat meminta agar Ambalat dijadikan wilayah operasi bersama. ”Permintaan itu kita tolak karena sama artinya kita mengakui ada sengketa di situ,” katanya.

Pemerintah, ujar Purnomo, telah menyampaikan kepada ENI untuk melanjutkan operasi di Blok Ambalat. ”Pemerintah akan dukung penuh termasuk untuk urusan pengamanan,” ujarnya.
Tambahan minyak dari Ambalat dapat mendorong produksi minyak Indonesia di level 1 juta barrel per hari mulai 2010. Tahun ini, target produksi minyak masih di level 960.000 barrel per hari.

Terkait dengan upaya produksi minyak, operasi bersama Blok Cepu memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan produksi per 31 Maret 2009.
Wakil Presiden Bidang Relasi Eksternal ExxonMobil Maman Budiman mengatakan, JOB Cepu sedang fokus menyelesaikan fasilitas untuk produksi awal.

Sejak sumur mulai berproduksi pada Desember 2008, kegiatan operasi di Blok Cepu dilakukan dengan fasilitas sementara, termasuk pengangkutan minyak ke lokasi penyimpanan yang memakai mobil tangki.

Aktivitas ini dinilai mengganggu keselamatan kerja. Oleh karena itu, untuk sementara semua aktivitas produksi dihentikan. ”Produksi akan dimulai lagi ketika fasilitas produksi awal sudah siap, Juli 2009,” tutur Maman.

Akibat fasilitas yang serba terbatas, sejak minyak mulai mengalir pada akhir tahun lalu, produksi Cepu hanya berkisar 200 barrel per hari.
Apabila fasilitas awal produksi sudah siap, produksi Blok Cepu diperkirakan bisa mencapai 20.000 barrel per hari pada akhir Agustus 2009.

Sebanyak 14.000 barrel akan dijual ke Pertamina, sisanya 6.000 barrel akan diolah di kilang mini yang berlokasi di Bojonegoro. (DOT)


TEMPO Interaktif, Jakarta:

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kawasan perairan Ambalat menyimpan kandungan minyak dan gas bumi dalam jumlah besar. Menurut ahli geologi dari lembaga konsultan Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Andang Bachtiar, satu titik tambang di Ambalat menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun kaki kubik gas. "Itu baru satu titik dari sembilan titik yang ada di Ambalat," ujarnya kemarin.

Menurut dia, perairan Ambalat, yang terdiri atas tiga blok--East Ambalat (dikelola Chevron), Ambalat (ENI Lasmo), dan Bougainvillea--secara bisnis dan ekonomi sangat menjanjikan.

"Pemerintah harus segera mengembangkannya," kata mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia itu. Kegiatan eksplorasi bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah menandatangani kontrak kerja sama.

Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, R. Priyono, menyatakan pihaknya merekomendasikan perpanjangan kontrak Blok East Ambalat kepada Chevron. "Wewenang perpanjangan kontrak ada di tangan pemerintah, tapi kami tetap akan merekomendasikan untuk diperpanjang karena wilayahnya sangat strategis," ujarnya.

Kontrak kerja sama dengan Chevron akan berakhir pada 2010 dan kemungkinan besar diperpanjang hingga 2014. Ketika disinggung berapa besar cadangan minyak dan gas bumi di wilayah itu, Priyono mengatakan belum bisa ditentukan. "Prosesnya masih survei seismik," katanya.

Adapun Blok Ambalat, yang kini dikelola oleh perusahaan minyak asal Italia, ENI Lasmo, menurut Priyono juga masih dalam tahap survei seismik. Dia memastikan semua proses eksplorasi masih berjalan, meskipun perairan Ambalat sedang bergolak. "Kegiatan kedua perusahaan itu dikawal oleh Tentara Nasional Indonesia," ujarnya.

Malaysia mengklaim wilayah perairan Ambalat, yang mencakup 25.700 kilometer persegi atau hampir seluas seluruh Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua wilayah kerja minyak dan gas bumi itu diberi nama Blok ND-6 dan ND-7.

Sebelumnya, kedua blok itu dinamakan Blok Y dan Z. Malaysia pada 2002 menyerahkan kedua blok itu kepada Shell (Belanda), yang bekerja sama dengan Petronas Carigali Sdn Bhd (Malaysia


Senin, 25 Januari 2010

ir.rohim


http://www.youtube.com/watch?v=r-YCIQEwNR4
http://www.youtube.com/watch?v=zLLqXaWL1Vk
http://www.youtube.com/watch?v=FwV0LB-bsd0

http://www.youtube.com/watch?v=fl8L4qSqSqE&NR=1
http://www.youtube.com/watch?v=cTyBHniLtcw&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VVQGufc8Dho&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=AlNOrdGyhaE&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=AlNOrdGyhaE&feature=related
http://www.youtube.com/user/HydrogenEnergy
http://www.youtube.com/watch?v=PhtASfb3OyA&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=WPOi1WYTf2c&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VjzYQBtjv9U&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=UQWXbqQyL3E&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=JrrWN6u9GyI&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=FwV0LB-bsd0

http://www.youtube.com/watch?v=FwV0LB-bsd0


Kamis, 14 Januari 2010

what the junk




http://pasarkliwonpekanbaru.blogspot.com/