Harian Kompas, Sabtu, 18 April 2009 | 04:40 WIB
Jakarta, Kompas - Produksi minyak Indonesia akan mendapat tambahan yang cukup besar dari Blok Ambalat. Blok itu diperkirakan bisa memproduksi minyak 30.000-40.000 barrel per hari mulai tahun 2010.Dirjen Migas Evita Legowo, Jumat (17/4) di Jakarta, mengatakan, potensi produksi tersebut diperoleh dari estimasi di lima sumur yang ada di Lapangan Aster, Blok Ambalat.
Ia mengatakan, estimasi itu masih harus dipastikan lagi dalam pengeboran lanjutan yang akan dilakukan dalam tiga bulan. ENI sebagai operator blok akan melakukan tes produksi bersama untuk memastikan cadangannya. Blok ini ditargetkan bisa berproduksi tahun 2010.
Blok Ambalat berlokasi di lepas pantai Kalimantan bagian utara, dekat dengan Pulau Sipadan dan Ligitan. Ambalat termasuk dalam wilayah yang menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia.
Dengan klaim bahwa Ambalat adalah wilayah mereka, Pemerintah Malaysia memberikan pengelolaan Blok East Ambalat kepada Shell tahun 2004. Padahal, Indonesia telah lebih dulu memberikan pengelolaan Blok Ambalat kepada ENI di tahun 1999.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Malaysia sempat meminta agar Ambalat dijadikan wilayah operasi bersama. ”Permintaan itu kita tolak karena sama artinya kita mengakui ada sengketa di situ,” katanya.
Pemerintah, ujar Purnomo, telah menyampaikan kepada ENI untuk melanjutkan operasi di Blok Ambalat. ”Pemerintah akan dukung penuh termasuk untuk urusan pengamanan,” ujarnya.
Tambahan minyak dari Ambalat dapat mendorong produksi minyak Indonesia di level 1 juta barrel per hari mulai 2010. Tahun ini, target produksi minyak masih di level 960.000 barrel per hari.
Terkait dengan upaya produksi minyak, operasi bersama Blok Cepu memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan produksi per 31 Maret 2009.
Wakil Presiden Bidang Relasi Eksternal ExxonMobil Maman Budiman mengatakan, JOB Cepu sedang fokus menyelesaikan fasilitas untuk produksi awal.
Sejak sumur mulai berproduksi pada Desember 2008, kegiatan operasi di Blok Cepu dilakukan dengan fasilitas sementara, termasuk pengangkutan minyak ke lokasi penyimpanan yang memakai mobil tangki.
Aktivitas ini dinilai mengganggu keselamatan kerja. Oleh karena itu, untuk sementara semua aktivitas produksi dihentikan. ”Produksi akan dimulai lagi ketika fasilitas produksi awal sudah siap, Juli 2009,” tutur Maman.
Akibat fasilitas yang serba terbatas, sejak minyak mulai mengalir pada akhir tahun lalu, produksi Cepu hanya berkisar 200 barrel per hari.
Apabila fasilitas awal produksi sudah siap, produksi Blok Cepu diperkirakan bisa mencapai 20.000 barrel per hari pada akhir Agustus 2009.
Sebanyak 14.000 barrel akan dijual ke Pertamina, sisanya 6.000 barrel akan diolah di kilang mini yang berlokasi di Bojonegoro. (DOT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar